Pernahkah Anda melihat seseorang yang mata dan tubuhnya bergerak cepat dan tidak terkendali, sehingga tampak seperti tremor atau getaran yang tiba-tiba? Kondisi ini bisa menjadi tanda Sindrom Opsoclonus-Myoclonus (OMS), gangguan neurologis langka yang memengaruhi koordinasi otot dan gerakan mata. Bagi penderita, aktivitas sederhana seperti berjalan, menulis, atau fokus melihat sesuatu bisa menjadi tantangan.
Apa Itu Sindrom Opsoclonus-Myoclonus?
Sindrom Opsoclonus-Myoclonus (OMS) adalah gangguan neurologis langka yang ditandai oleh:
- Opsoclonus: Gerakan mata cepat, acak, dan tidak terkendali ke segala arah.
- Myoclonus: Kejang atau kedutan otot yang tiba-tiba dan tidak disengaja.
OMS dapat terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa, dan sering terkait dengan respons autoimun tubuh terhadap kanker atau infeksi virus. Gangguan ini memengaruhi sistem saraf pusat dan perifer, menyebabkan kesulitan koordinasi dan gerakan tubuh yang normal.
Penyebab dan Faktor Risiko
Penyebab OMS umumnya berkaitan dengan reaksi autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan saraf secara keliru. Beberapa faktor penyebab dan risiko meliputi:
- Tumor atau kanker: OMS pada anak-anak sering terkait dengan neuroblastoma, sedangkan pada orang dewasa dapat terkait dengan kanker payudara, ovarium, atau paru-paru.
- Infeksi virus: Beberapa kasus OMS dipicu oleh infeksi virus yang memicu respons imun berlebihan.
- Gangguan autoimun: Kondisi seperti lupus atau sindrom autoimun lainnya dapat meningkatkan risiko.
Faktor risiko lain termasuk:
- Riwayat keluarga dengan gangguan autoimun atau kanker
- Usia anak-anak atau orang dewasa yang lebih tua, tergantung penyebabnya
- Sistem imun yang sangat aktif atau predisposisi terhadap respons autoimun
Gejala Sindrom Opsoclonus-Myoclonus
Gejala OMS dapat bervariasi, tetapi ciri khasnya meliputi:
- Gerakan mata tidak terkendali (opsoclonus), yang cepat dan acak
- Kejang otot tiba-tiba (myoclonus) pada lengan, kaki, atau tubuh
- Ataksia: Kesulitan koordinasi tubuh, berjalan, dan menjaga keseimbangan
- Kesulitan berbicara atau menelan karena koordinasi otot wajah dan tenggorokan terganggu
- Perubahan perilaku atau kognitif, terutama pada anak-anak, seperti iritabilitas, gangguan tidur, dan kesulitan belajar
Gejala dapat muncul secara tiba-tiba atau progresif dan kadang mengganggu aktivitas sehari-hari secara signifikan.
Proses Diagnosis
Diagnosis OMS memerlukan evaluasi menyeluruh oleh neurolog dan spesialis onkologi jika dicurigai terkait tumor. Beberapa langkah diagnostik meliputi:
- Riwayat medis dan pemeriksaan fisik – Menilai gejala gerakan mata, kejang otot, dan gangguan koordinasi.
- Tes darah dan antibodi autoimun – Mendeteksi antibodi yang menyerang jaringan saraf.
- Pencitraan otak dan tubuh – MRI atau CT scan untuk menilai kerusakan saraf dan mencari tumor terkait.
- Elektromyografi (EMG) atau EEG – Mengukur aktivitas listrik otot dan otak untuk menilai myoclonus dan opsoclonus.
- Biopsi tumor (jika ada) – Untuk mengkonfirmasi jenis kanker yang memicu OMS.
Diagnosis dini sangat penting agar pengobatan dapat dimulai sebelum gangguan koordinasi semakin parah.
Pilihan Pengobatan
Pengobatan OMS biasanya kombinasi antara terapi imun, pengelolaan gejala, dan pengobatan kanker jika ada:
1. Terapi Medis
- Kortikosteroid: Mengurangi peradangan dan respons autoimun.
- Imunoglobulin intravena (IVIG) atau plasmaferesis: Menekan antibodi yang menyerang saraf.
- Obat simptomatik: Obat untuk mengurangi myoclonus atau gangguan tidur.
- Pengobatan kanker: Operasi, kemoterapi, atau radioterapi jika OMS terkait tumor.
2. Terapi Fisik dan Rehabilitasi
- Fisioterapi: Latihan koordinasi dan keseimbangan untuk meminimalkan risiko jatuh.
- Terapi okupasi: Membantu aktivitas sehari-hari, seperti menulis, makan, dan berpakaian.
3. Dukungan Psikologis
- Konseling atau terapi perilaku untuk mengatasi stres, gangguan tidur, dan perubahan perilaku.
- Dukungan keluarga sangat penting, terutama pada anak-anak yang mengalami OMS.
4. Perawatan Mandiri
- Lingkungan aman untuk mencegah cedera akibat gerakan tak terkendali
- Aktivitas ringan untuk mempertahankan kekuatan otot
- Nutrisi seimbang dan hidrasi yang baik
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Meskipun OMS tidak selalu bisa dicegah karena faktor autoimun dan tumor, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko komplikasi dan memperbaiki kualitas hidup:
- Deteksi dini kanker atau infeksi melalui pemeriksaan rutin.
- Menjaga kesehatan sistem imun dengan pola makan sehat, olahraga ringan, dan tidur cukup.
- Mengelola stres dan kesehatan mental, terutama jika OMS menyebabkan gangguan tidur atau perubahan perilaku.
- Konsultasi rutin dengan dokter spesialis neurologi dan onkologi untuk pemantauan dan terapi tepat.
Sindrom Opsoclonus-Myoclonus adalah gangguan neurologis langka yang ditandai oleh gerakan mata tidak terkendali dan myoclonus pada otot. Diagnosis dini, pengobatan imun, terapi rehabilitasi, dan pengobatan kanker penyebab (jika ada) sangat penting untuk menjaga kualitas hidup pasien. Dukungan keluarga, lingkungan yang aman, dan pola hidup sehat juga berperan besar dalam mengelola kondisi ini.

Otot sering lemah tanpa sebab jelas? Bisa jadi itu Sindrom Lambert-Eaton. Baca artikel ini untuk kenali gejala dan cara menanganinya! https://rumahsakitband.com/memahami-sindrom-lambert-eaton-gangguan-kelemahan-otot-akibat-sistem-saraf/