- Advertisement -Newspaper WordPress Theme
Penyakit Tidak MenularHipertensi: Tekanan Darah Tinggi dan Komplikasinya

Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi dan Komplikasinya

“Sering merasa pusing di kepala, mudah lelah, atau bahkan nyeri dada ringan, tapi dokter bilang tekanan darah Anda naik, apakah ini hanya lelah atau ada masalah yang lebih serius?”
Keluhan seperti ini sering muncul di masyarakat, namun banyak orang menyepelekannya. Padahal, hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi serius yang bisa memicu komplikasi jantung, ginjal, dan stroke jika tidak ditangani dengan tepat.

Apa Itu Hipertensi?

Hipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah dalam arteri tetap tinggi secara konsisten, melebihi batas normal (≥140/90 mmHg pada orang dewasa). Tekanan darah tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, sehingga lama-kelamaan dapat merusak pembuluh darah, jantung, dan organ penting lainnya.

Penyebab dan Faktor Risiko

Hipertensi dapat muncul karena berbagai faktor, termasuk:

  • Faktor genetik: riwayat keluarga dengan hipertensi meningkatkan risiko.
  • Kebiasaan hidup tidak sehat: konsumsi garam berlebihan, pola makan tinggi lemak, kurang aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
  • Obesitas: kelebihan berat badan menambah beban jantung.
  • Stres berkepanjangan: dapat memicu peningkatan tekanan darah sementara yang lama-kelamaan menjadi kronis.
  • Usia: risiko meningkat seiring bertambahnya usia.
  • Penyakit penyerta: seperti diabetes, penyakit ginjal kronis, atau gangguan hormonal tertentu.

Gejala-Gejala Hipertensi

Hipertensi sering disebut “silent killer” karena sering tidak menimbulkan gejala. Namun, beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain:

  • Sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala
  • Pusing atau pandangan kabur
  • Nyeri dada atau palpitasi jantung
  • Mudah lelah
  • Mimisan pada kasus tertentu

Seringkali, hipertensi baru terdeteksi saat memeriksakan tekanan darah rutin, sehingga pemeriksaan berkala sangat penting.

Proses Diagnosis

Diagnosis hipertensi dilakukan melalui:

  • Pengukuran tekanan darah secara rutin, baik di klinik maupun di rumah.
  • Pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan, termasuk faktor risiko yang dimiliki pasien.
  • Tes darah dan urine untuk menilai fungsi ginjal, kadar gula, dan kolesterol.
  • EKG atau ekokardiografi pada kasus tertentu untuk mengevaluasi kondisi jantung.

Pilihan Pengobatan

Pengobatan hipertensi bertujuan menurunkan tekanan darah agar tetap dalam batas normal dan mencegah komplikasi:

  1. Terapi medis
    • Obat antihipertensi, seperti ACE inhibitor, ARB, beta-blocker, diuretik, atau calcium channel blocker, sesuai anjuran dokter.
    • Pemantauan tekanan darah secara rutin untuk menyesuaikan dosis obat.
  2. Perawatan mandiri / perubahan gaya hidup
    • Diet rendah garam, kaya serat, sayur, dan buah.
    • Olahraga teratur, minimal 150 menit per minggu aktivitas aerobik sedang.
    • Menjaga berat badan ideal.
    • Menghindari merokok dan konsumsi alkohol berlebihan.
    • Manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau teknik relaksasi.
  3. Pendekatan alternatif (jika relevan)
    • Beberapa studi menunjukkan terapi relaksasi, akupunktur, atau suplemen kalium dan magnesium dapat membantu tekanan darah, namun tetap harus dikonsultasikan dengan dokter.

Pencegahan dan Tips Hidup Sehat

  • Rutin memeriksa tekanan darah, minimal sekali setiap tahun untuk orang dewasa, lebih sering jika memiliki faktor risiko.
  • Pola makan sehat: rendah garam, gula, dan lemak jenuh.
  • Aktif bergerak: olahraga ringan seperti jalan kaki, berenang, atau bersepeda.
  • Kelola berat badan ideal dan lingkar pinggang sehat.
  • Hindari stres berlebihan dan pastikan tidur cukup setiap malam.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan batasi konsumsi alkohol.

Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering tidak menimbulkan gejala, namun berisiko tinggi menimbulkan komplikasi serius jika diabaikan. Dengan deteksi dini, pengobatan tepat, dan perubahan gaya hidup sehat, tekanan darah bisa dikendalikan dan risiko komplikasi dapat diminimalkan. Perhatikan tekanan darah Anda, jangan tunggu sampai gejala muncul.

Lingkar perut makin besar, tekanan darah naik, dan gula darah tidak stabil? Bisa jadi itu tanda sindrom metabolik. Waspadai sebelum terlambat! https://rumahsakitband.com/sindrom-metabolik-kombinasi-penyakit-mematikan/

Subscribe Today

GET EXCLUSIVE FULL ACCESS TO PREMIUM CONTENT

SUPPORT NONPROFIT JOURNALISM

EXPERT ANALYSIS OF AND EMERGING TRENDS IN CHILD WELFARE AND JUVENILE JUSTICE

TOPICAL VIDEO WEBINARS

Get unlimited access to our EXCLUSIVE Content and our archive of subscriber stories.

Exclusive content

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme

Latest article

More article

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme