- Advertisement -Newspaper WordPress Theme
Penyakit Tidak Menular Achalasia: Kesulitan Menelan Akibat Otot Kerongkongan Tidak Berfungsi

 Achalasia: Kesulitan Menelan Akibat Otot Kerongkongan Tidak Berfungsi

Apakah Anda sering merasa sulit menelan makanan atau minuman, merasa makanan tersangkut di dada, atau mengalami regurgitasi makanan tanpa muntah? Gejala ini bisa menjadi tanda achalasia, gangguan pada kerongkongan yang memengaruhi kemampuan otot untuk mendorong makanan ke lambung. Kondisi ini jarang, tetapi penting diwaspadai karena bisa memengaruhi nutrisi dan kualitas hidup.

Apa Itu Achalasia?

Achalasia adalah kondisi langka di mana otot-otot di bagian bawah kerongkongan (esofagus) tidak berfungsi dengan baik, sehingga makanan dan minuman sulit masuk ke lambung. Normalnya, otot esofagus mendorong makanan ke bawah melalui gerakan peristaltik, dan sfingter esofagus bawah (LES) membuka untuk membiarkan makanan masuk ke lambung. Pada achalasia, gerakan peristaltik melemah atau hilang, dan LES gagal rileks, menyebabkan penumpukan makanan di kerongkongan.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab achalasia belum sepenuhnya jelas, tetapi beberapa faktor yang diduga berperan meliputi:

  • Gangguan saraf pada kerongkongan yang mengontrol otot peristaltik dan LES
  • Respons autoimun di mana sistem kekebalan menyerang saraf esofagus
  • Infeksi virus tertentu yang dapat merusak saraf esofagus
  • Riwayat keluarga meskipun jarang, faktor genetik bisa memengaruhi risiko

Achalasia dapat muncul pada semua usia, tetapi lebih sering didiagnosis pada usia 25–60 tahun.

Gejala Achalasia

Gejala dapat berkembang perlahan dan bertahap, antara lain:

  • Kesulitan menelan (disfagia) untuk makanan padat maupun cair
  • Regurgitasi makanan atau cairan yang tidak dimuntahkan
  • Nyeri atau sensasi tertekan di dada terutama setelah makan
  • Penurunan berat badan akibat asupan nutrisi terganggu
  • Batuk atau sesak napas terutama saat berbaring
  • Refluks atau mulut terasa asam akibat makanan kembali ke kerongkongan

Gejala biasanya memburuk seiring waktu jika tidak diobati.

Proses Diagnosis

Diagnosis achalasia memerlukan pemeriksaan spesifik oleh dokter spesialis gastroenterologi:

  1. Riwayat medis dan pemeriksaan fisik – Menilai gejala kesulitan menelan dan regurgitasi.
  2. Barium swallow (tes menelan dengan kontras) – Melihat bentuk dan gerakan esofagus pada sinar-X.
  3. Manometri esofagus – Mengukur tekanan dan aktivitas otot kerongkongan; ini adalah pemeriksaan utama untuk konfirmasi diagnosis.
  4. Endoskopi – Memeriksa kerongkongan dan menyingkirkan penyebab lain, seperti tumor.

Diagnosis dini penting untuk mencegah komplikasi, seperti dilatasi esofagus atau penurunan nutrisi.

Pilihan Pengobatan

Pengobatan achalasia bertujuan memperbaiki aliran makanan ke lambung, mengurangi gejala, dan mencegah komplikasi:

1. Terapi Medis

  • Obat relaksan otot LES, seperti nitrat atau kalsium channel blocker, untuk membantu LES rileks
  • Botulinum toxin (Botox) disuntikkan ke LES pada kasus tertentu untuk sementara waktu

2. Intervensi Non-Bedah

  • Dilation (balon esofagus): Balon dimasukkan ke LES untuk melebarkan otot yang menyempit

3. Operasi

  • Heller myotomy: Memotong otot LES secara bedah untuk melonggarkan sfingter
  • Peroral endoscopic myotomy (POEM): Prosedur endoskopi minimal invasif untuk melepaskan otot LES

4. Perawatan Mandiri

  • Makan dalam porsi kecil dan sering
  • Kunyah makanan dengan baik dan hindari makanan keras
  • Minum cukup air saat menelan makanan
  • Tidur dengan kepala lebih tinggi untuk mengurangi regurgitasi

Pencegahan dan Tips Hidup Sehat

Meskipun achalasia tidak selalu bisa dicegah, langkah-langkah berikut dapat membantu mengurangi gejala dan risiko komplikasi:

  • Rutin kontrol ke dokter gastroenterologi jika mengalami kesulitan menelan
  • Hindari makanan yang sulit ditelan dan minum cukup air
  • Pertahankan berat badan sehat dan nutrisi seimbang
  • Kelola stres karena stres dapat memperburuk gejala pencernaan

Achalasia adalah gangguan otot kerongkongan yang menyebabkan kesulitan menelan, regurgitasi, dan nyeri dada. Diagnosis dini melalui manometri esofagus dan pemeriksaan pendukung lainnya sangat penting. Pilihan pengobatan meliputi terapi medis, dilatasi, prosedur endoskopi, dan operasi untuk melonggarkan sfingter. Dengan pengelolaan yang tepat, gaya hidup sehat, dan pemantauan medis rutin, pasien achalasia dapat meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi serius.

Jari tangan atau kaki sering kemerahan, bengkak, dan gatal di musim dingin? Bisa jadi itu Pernio (Chilblains), gangguan kulit akibat paparan dingin—baca artikel ini untuk kenali gejala, penyebab, dan cara penanganannya! https://rumahsakitband.com/pernio-chilblains-gangguan-kulit-yang-sering-terjadi-di-musim-dingin/

Subscribe Today

GET EXCLUSIVE FULL ACCESS TO PREMIUM CONTENT

SUPPORT NONPROFIT JOURNALISM

EXPERT ANALYSIS OF AND EMERGING TRENDS IN CHILD WELFARE AND JUVENILE JUSTICE

TOPICAL VIDEO WEBINARS

Get unlimited access to our EXCLUSIVE Content and our archive of subscriber stories.

Exclusive content

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme

Latest article

More article

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme