Apakah Anda pernah merasakan benjolan di pangkal paha, kaki terasa nyeri, atau pembuluh darah terasa tegang? Gejala-gejala ini terkadang bisa menandakan aneurisma arteri femoral, kondisi di mana pembuluh darah utama di kaki mengalami pembesaran abnormal. Jika tidak ditangani, aneurisma ini bisa berisiko pecah dan menyebabkan perdarahan serius.
Apa Itu Aneurisma Arteri Femoral?
Aneurisma arteri femoral adalah kondisi medis di mana arteri femoral, pembuluh darah besar yang memasok darah ke kaki, mengalami pelebaran atau penonjolan yang abnormal. Aneurisma ini bisa terjadi di arteri profunda femoris atau arteri femoralis superficialis.
Pelebaran ini terjadi karena dinding pembuluh darah melemah, sehingga tidak mampu menahan tekanan darah secara optimal. Aneurisma femoral termasuk kondisi serius karena jika pecah, dapat menimbulkan perdarahan hebat yang mengancam nyawa.
Penyebab dan Faktor Risiko
Aneurisma arteri femoral biasanya berkembang akibat kombinasi faktor genetik dan gaya hidup. Beberapa penyebab dan risiko meliputi:
- Aterosklerosis: Penumpukan plak lemak di dinding pembuluh darah yang melemahkan arteri.
- Hipertensi: Tekanan darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak dinding arteri.
- Trauma atau cedera pada kaki atau pangkal paha.
- Infeksi atau peradangan pembuluh darah (jarang).
- Faktor usia dan genetika: Risiko meningkat pada orang di atas 60 tahun dan memiliki riwayat keluarga dengan aneurisma.
- Merokok: Terkait erat dengan risiko pembentukan aneurisma.
Gejala Aneurisma Arteri Femoral
Aneurisma femoral sering tidak menimbulkan gejala pada awalnya, sehingga kadang baru terdeteksi saat pemeriksaan rutin. Beberapa gejala yang mungkin muncul antara lain:
- Benjolan atau pembengkakan di pangkal paha yang terasa nyeri atau tidak nyaman.
- Rasa nyeri atau berat pada kaki terutama saat berjalan atau berdiri lama.
- Kulit di sekitar pangkal paha terasa hangat atau kemerahan.
- Gangguan aliran darah ke kaki, seperti mati rasa, dingin, atau perubahan warna kulit.
- Kehilangan denyut nadi pada kaki dalam kasus aneurisma besar atau pecah.
Jika aneurisma pecah, gejala darurat termasuk nyeri hebat, pembengkakan cepat, syok, dan pendarahan hebat.
Proses Diagnosis
Diagnosis aneurisma arteri femoral dilakukan oleh dokter spesialis bedah vaskular melalui beberapa pemeriksaan:
- Pemeriksaan fisik – Meraba benjolan atau pembengkakan di pangkal paha dan memeriksa denyut nadi.
- Ultrasonografi (USG) Doppler – Untuk menilai ukuran aneurisma dan aliran darah.
- CT angiografi atau MRI angiografi – Memberikan gambaran lebih detail tentang pembuluh darah dan lokasi aneurisma.
- Tes darah – Untuk menilai faktor risiko kardiovaskular dan kondisi umum pasien.
Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius akibat pecahnya aneurisma.
Pilihan Pengobatan
Pengobatan aneurisma femoral tergantung ukuran, gejala, dan risiko pecah:
1. Terapi Medis dan Observasi
- Pemantauan rutin dengan USG atau CT scan untuk aneurisma kecil (<2–2,5 cm) tanpa gejala.
- Kontrol faktor risiko: Tekanan darah, kolesterol, dan berhenti merokok.
2. Intervensi Bedah
- Bedah terbuka (open repair): Mengangkat aneurisma dan mengganti dengan cangkok pembuluh darah.
- Endovaskular (EVAR/Endovascular repair): Memasang stent graft melalui arteri untuk menutup aneurisma dari dalam.
3. Perawatan Mandiri
- Mengelola gaya hidup sehat, termasuk olahraga ringan, diet rendah lemak, dan berhenti merokok.
- Memantau gejala baru seperti pembengkakan atau nyeri mendadak di kaki.
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko aneurisma femoral atau komplikasinya:
- Rutin memeriksa tekanan darah dan menjaga agar tetap normal.
- Berhenti merokok dan menghindari paparan asap rokok.
- Menjaga kadar kolesterol dan gula darah melalui diet seimbang dan olahraga.
- Kontrol berat badan agar tetap ideal.
- Pemeriksaan rutin untuk orang dengan faktor risiko seperti riwayat keluarga atau usia lanjut.
Aneurisma arteri femoral adalah pembesaran abnormal pembuluh darah di kaki yang bisa berisiko pecah dan mengancam nyawa. Diagnosis dini melalui pemeriksaan fisik dan pencitraan, pengelolaan faktor risiko, serta pilihan pengobatan medis atau bedah sangat penting untuk mencegah komplikasi serius. Pola hidup sehat, deteksi dini, dan pengawasan rutin menjadi kunci agar aneurisma tidak berkembang menjadi masalah yang lebih berbahaya.

Tangan bergerak sendiri tanpa kontrol meski Anda tak menggerakkannya? Bisa jadi itu Sindrom Alien Hand, gangguan saraf langka—baca artikel ini untuk kenali gejala, penyebab, dan cara penanganannya!. https://rumahsakitband.com/memahami-sindrom-alien-hand-ketika-tangan-bergerak-tanpa-kontrol/