“Anak saya awalnya hanya demam tinggi. Saya kira cuma flu biasa. Tapi setelah hari ketiga, muncul bintik-bintik merah di kulitnya dan ternyata itu demam berdarah.”
Cerita seperti ini cukup sering kita dengar, terutama saat musim hujan atau ketika banyak genangan air di sekitar lingkungan tempat tinggal. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang sangat umum di Indonesia, dan bisa menjadi berbahaya jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Masyarakat sering menganggap enteng gejalanya karena mirip flu biasa. Padahal, DBD bisa berkembang cepat dan menyebabkan pendarahan internal, kerusakan organ, hingga kematian jika terlambat diobati.
Apa Itu Demam Berdarah?
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini aktif menggigit pada pagi hingga sore hari.
Virus dengue terdiri dari 4 serotipe (DEN-1 hingga DEN-4), dan seseorang bisa terinfeksi lebih dari satu kali sepanjang hidupnya. Infeksi berulang dengan serotipe yang berbeda bisa meningkatkan risiko terjadinya demam berdarah berat.
Penyebab dan Faktor Risiko DBD
Penyebab:
Infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi.
Faktor Risiko:
Tinggal di daerah tropis dan subtropis (seperti Indonesia)
Lingkungan yang banyak genangan air dan tidak bersih
Tidak menggunakan pelindung anti-nyamuk
Riwayat infeksi dengue sebelumnya (meningkatkan risiko infeksi berat)
Musim hujan (populasi nyamuk meningkat)
Gejala-Gejala Demam Berdarah
Gejala biasanya muncul 4–10 hari setelah gigitan nyamuk yang terinfeksi.
Gejala umum DBD:
Demam tinggi mendadak (bisa mencapai 40°C)
Sakit kepala parah
Nyeri di belakang mata
Nyeri otot dan sendi
Mual dan muntah
Ruam atau bintik merah di kulit
Kelelahan hebat
Gejala fase kritis (hari ke-3 sampai ke-7):
Penurunan suhu tubuh secara tiba-tiba (fase “demam turun” tapi berbahaya)
Perdarahan ringan (mimisan, gusi berdarah)
Perut kembung, nyeri perut hebat
Muntah terus-menerus
Pembesaran hati
Tekanan darah menurun (bisa mengarah ke syok dengue)
> ⚠️ Jika gejala seperti ini muncul, segera ke rumah sakit karena fase kritis bisa terjadi secara tiba-tiba dan berakibat fatal.
Proses Diagnosis DBD
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan menilai gejala klinis dan riwayat perjalanan demam.
2. Tes Laboratorium
Tes darah lengkap (CBC):
Trombosit menurun
Hematokrit meningkat (menandakan kebocoran plasma)
NS1 Antigen: mendeteksi virus dengue di awal infeksi (hari 1–5)
IgM/IgG Dengue: mendeteksi antibodi terhadap virus dengue (hari ke-5 ke atas)
PCR Dengue (jika tersedia): mendeteksi RNA virus untuk memastikan serotipe
Pilihan Pengobatan DBD
Hingga saat ini, tidak ada obat antivirus spesifik untuk demam berdarah. Penanganan fokus pada perawatan suportif untuk mencegah komplikasi.
Pengobatan medis:
Rawat inap jika ada tanda-tanda perburukan
Pemberian cairan (oral atau infus) untuk mencegah dehidrasi dan syok
Obat penurun panas seperti paracetamol (hindari aspirin/ibuprofen karena bisa memperparah perdarahan)
Pemantauan trombosit dan hematokrit secara berkala
Pengobatan mandiri (jika gejala ringan):
Istirahat total
Minum air putih atau cairan elektrolit sebanyak mungkin
Konsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
Obat tradisional atau alternatif:
Air sari daun jambu biji: dipercaya membantu meningkatkan trombosit, meski secara ilmiah belum terbukti kuat
Namun, tetap harus dikombinasikan dengan pemantauan medis
Cara Pencegahan DBD
✅ 3M PLUS (Gerakan Pemerintah untuk Cegah DBD):
1. Menguras tempat penampungan air
2. Menutup rapat wadah air
3. Memanfaatkan kembali barang bekas yang bisa menampung air
PLUS:
Menaburkan larvasida (abate)
Menanam tanaman pengusir nyamuk
Memasang kelambu atau kawat nyamuk
Menghindari menggantung pakaian di dalam rumah
Fogging (pengasapan) saat ada kasus
✅ Vaksinasi:
Vaksin dengue (Dengvaxia) tersedia namun hanya direkomendasikan untuk orang yang sudah pernah terinfeksi virus dengue sebelumnya
Masih terbatas dan penggunaannya harus atas rekomendasi dokter
Tips Hidup Sehat untuk Menghindari DBD
Minum air putih minimal 2 liter/hari
Jaga kebersihan lingkungan
Gunakan lotion anti-nyamuk saat beraktivitas di luar ruangan
Tidur dengan kelambu
Konsumsi buah dan sayur untuk daya tahan tubuh
Kapan Harus ke Dokter?
Segera cari pertolongan medis jika:
Demam tinggi selama lebih dari 2 hari
Muncul bintik merah atau tanda perdarahan
Muntah terus-menerus atau tidak bisa makan/minum
Terlihat lemas, pucat, atau kesadaran menurun.

Jangan biarkan malaria menyerang keluarga Anda, baca informasi lengkapnya di artikel berikut. https://rumahsakitband.com/malaria-ancaman-penyakit-menular-yang-berbasis-demam-di-wilayah-tropis-dan-subtropis/