Apakah Anda sering mengalami nyeri tulang, mudah lelah, atau sering merasa haus dan sering buang air kecil? Gejala-gejala ini kadang dianggap wajar atau akibat pola hidup, padahal bisa menjadi tanda hiperparatiroidisme, kondisi di mana kelenjar paratiroid menghasilkan hormon terlalu banyak. Memahami perbedaan antara hiperparatiroidisme primer dan sekunder penting agar penanganan dapat lebih tepat sasaran.
Apa Itu Hiperparatiroidisme?
Hiperparatiroidisme adalah kondisi medis yang terjadi ketika kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid (PTH) secara berlebihan. Hormon ini berperan penting dalam mengatur kadar kalsium dan fosfat dalam tubuh. Produksi PTH yang berlebihan dapat menyebabkan kalsium darah tinggi (hiperkalsemia), yang memengaruhi tulang, ginjal, dan organ lainnya.
Hiperparatiroidisme dibagi menjadi dua tipe utama: primer dan sekunder, dengan penyebab dan penanganan yang berbeda.
Hiperparatiroidisme Primer
Hiperparatiroidisme primer terjadi ketika kelenjar paratiroid itu sendiri mengalami masalah sehingga menghasilkan PTH terlalu banyak.
Penyebab utama:
- Adenoma paratiroid (tumor jinak pada salah satu kelenjar) – paling sering
- Hiperplasia paratiroid (pertumbuhan berlebih semua kelenjar)
- Kanker paratiroid (jarang)
Faktor risiko:
- Usia di atas 50 tahun
- Wanita lebih rentan dibanding pria
- Riwayat keluarga dengan gangguan paratiroid
Gejala yang umum muncul:
- Nyeri tulang dan sendi
- Batu ginjal
- Kelelahan dan lemah otot
- Gangguan pencernaan seperti mual, muntah, atau sembelit
- Gangguan irama jantung
Hiperparatiroidisme Sekunder
Hiperparatiroidisme sekunder terjadi sebagai respon tubuh terhadap kadar kalsium rendah atau masalah metabolisme lain, bukan karena kelenjar paratiroid itu sendiri.
Penyebab utama:
- Gagal ginjal kronis – tubuh tidak dapat mengatur kalsium dan fosfat
- Kekurangan vitamin D – mengurangi penyerapan kalsium dari makanan
- Kondisi yang menyebabkan malabsorpsi kalsium
Gejala yang muncul:
- Nyeri tulang dan otot
- Kelelahan dan kelemahan
- Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
- Kram otot
Proses Diagnosis
Untuk membedakan antara hiperparatiroidisme primer dan sekunder, dokter biasanya melakukan:
- Tes darah: mengukur kadar kalsium, fosfat, dan hormon paratiroid (PTH)
- Tes urine: memeriksa ekskresi kalsium
- Pencitraan: ultrasound, CT scan, atau sestamibi scan untuk melihat kondisi kelenjar paratiroid
- Evaluasi vitamin D dan fungsi ginjal, terutama untuk kasus sekunder
Diagnosis yang tepat penting untuk menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
Pilihan Pengobatan
1. Hiperparatiroidisme Primer:
- Operasi paratiroid (paratiroidektomi): pengangkatan adenoma atau kelenjar yang bermasalah
- Obat-obatan: jika operasi tidak memungkinkan, obat untuk menurunkan kadar kalsium atau menghambat PTH
2. Hiperparatiroidisme Sekunder:
- Perbaikan kadar kalsium dan vitamin D melalui suplemen
- Obat pengikat fosfat untuk pasien gagal ginjal
- Dialisis pada kasus gagal ginjal kronis
- Pemantauan rutin kadar kalsium dan PTH
3. Gaya hidup dan dukungan:
- Konsumsi makanan kaya kalsium dan vitamin D
- Minum cukup air untuk mencegah batu ginjal
- Aktivitas fisik teratur untuk menjaga kesehatan tulang
- Pemeriksaan rutin untuk memantau perkembangan penyakit
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Beberapa langkah yang bisa membantu mencegah komplikasi:
- Konsumsi cukup kalsium dan vitamin D sesuai anjuran dokter
- Rutin cek kadar kalsium dan fungsi ginjal, terutama bagi yang berisiko
- Hindari konsumsi kafein atau alkohol berlebihan yang dapat menurunkan penyerapan kalsium
- Segera konsultasikan ke dokter jika muncul gejala seperti nyeri tulang, batu ginjal, atau kelelahan ekstrim
Hiperparatiroidisme dapat berdampak serius pada kesehatan tulang, ginjal, dan sistem organ lainnya. Mengetahui perbedaan antara primer dan sekunder membantu dokter menentukan penanganan yang tepat, baik melalui operasi, obat, maupun pengaturan gaya hidup.
Jika Anda mengalami gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan ke dokter spesialis endokrinologi untuk evaluasi dan pengobatan yang tepat, sehingga komplikasi jangka panjang dapat dicegah.

Kram otot atau kesemutan tanpa sebab? Waspadai Hipoparatiroidisme, gangguan hormon penyebab kekurangan kalsium — baca artikel ini untuk kenali gejalanya! https://rumahsakitband.com/hipoparatiroidisme-mengenal-risiko-kekurangan-kalsium-dalam-tubuh/