Banyak orang mengalami diare mendadak, perut kram, dan mual setelah mengonsumsi air minum atau makanan yang kurang bersih. Kondisi ini sering dianggap flu perut biasa, padahal bisa jadi merupakan tanda infeksi Cryptosporidium, parasit yang kerap menular melalui air atau makanan yang terkontaminasi dan bisa menyerang siapa saja, terutama anak-anak dan orang dengan daya tahan tubuh lemah.
Apa Itu Infeksi Cryptosporidium?
Infeksi Cryptosporidium, atau cryptosporidiosis, adalah penyakit usus yang disebabkan oleh parasit mikroskopis Cryptosporidium spp.. Parasit ini menyerang saluran pencernaan, menyebabkan diare berair, kram perut, mual, dan gejala gastrointestinal lainnya. Penyakit ini bisa menular dengan cepat, terutama melalui air minum, air kolam renang, atau makanan yang tidak higienis.
Penyebab dan Faktor Risiko Infeksi Cryptosporidium
Penyakit ini disebabkan oleh menelan oosit Cryptosporidium, yang merupakan bentuk infektif parasit. Penularan paling sering terjadi melalui:
- Mengonsumsi air yang terkontaminasi, termasuk sumur atau air keran yang belum direbus/ditersterilkan.
- Makanan yang tidak higienis atau terkontaminasi.
- Kontak dengan feses manusia atau hewan yang terinfeksi.
Faktor risiko meliputi:
- Anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah (misal penderita HIV/AIDS).
- Tinggal atau bepergian di area dengan sanitasi buruk.
- Berenang di kolam atau danau yang terkontaminasi parasit.
Gejala-Gejala Infeksi Cryptosporidium
Gejala biasanya muncul 2–10 hari setelah terpapar parasit dan dapat berlangsung 1–2 minggu, dengan tanda-tanda berikut:
- Diare berair yang sering disertai kram perut.
- Mual dan muntah.
- Demam ringan.
- Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan ringan.
- Dehidrasi, terutama pada anak-anak dan lansia.
Proses Diagnosis Infeksi Cryptosporidium
Diagnosis cryptosporidiosis dilakukan melalui:
- Pemeriksaan tinja: mencari keberadaan oosit parasit.
- Tes antigen tinja: mendeteksi protein spesifik Cryptosporidium.
- Tes PCR: pada kasus yang kompleks atau kronis untuk memastikan jenis parasit.
Pengobatan Infeksi Cryptosporidium
Tidak semua kasus membutuhkan obat khusus karena penyakit ini sering sembuh sendiri pada orang sehat. Penanganan fokus pada:
- Rehidrasi: minum banyak cairan dan oralit untuk mencegah dehidrasi.
- Obat antiparasit: nitazoxanide dapat diresepkan oleh dokter untuk kasus berat atau kronis.
- Perawatan suportif: istirahat cukup dan konsumsi makanan mudah cerna.
- Kontrol komplikasi: pemantauan ketat pada penderita dengan sistem imun lemah.
Pencegahan Infeksi Cryptosporidium
Pencegahan sangat penting karena parasit ini tahan terhadap klorin biasa dalam kolam renang. Langkah-langkah pencegahan meliputi:
- Mengonsumsi air minum yang sudah direbus atau disaring.
- Menjaga kebersihan tangan, terutama sebelum makan dan setelah buang air.
- Membersihkan dan mensterilkan makanan yang dikonsumsi.
- Menghindari menelan air kolam renang atau danau yang berpotensi terkontaminasi.
Tips Hidup Sehat untuk Mengurangi Risiko Infeksi Cryptosporidium
- Terapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat (PHBS), termasuk mencuci tangan dengan sabun.
- Pastikan anak-anak diajarkan pentingnya kebersihan sebelum makan dan setelah bermain.
- Konsumsi makanan dan air minum yang aman.
- Segera periksa ke dokter jika diare berlangsung lebih dari beberapa hari, disertai demam tinggi, atau tanda dehidrasi.
Infeksi Cryptosporidium adalah penyakit usus menular yang dapat menyerang siapa saja melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Meski umumnya sembuh sendiri pada orang sehat, penyakit ini bisa berbahaya bagi anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem imun lemah. Pencegahan melalui air bersih, kebersihan tangan, dan makanan higienis menjadi kunci utama untuk melindungi diri dan keluarga dari cryptosporidiosis.

Baca juga artikel sebelumnya untuk informasi kesehatan lainnya
https://rumahsakitband.com/infeksi-giardia-masalah-pencernaan-yang-sering-menyerang-anak-sekolah/