Pernah Merasa Perut Sering Kembung, Nyeri, atau Tidak Nyaman Setelah Makan?
Banyak orang mengalami keluhan seperti perut kembung, sakit perut, sering buang gas, atau diare dan sembelit yang datang bergantian. Tidak jarang, keluhan ini dianggap masuk angin atau salah makan. Namun, jika gejala tersebut muncul berulang dan berlangsung lama, bisa jadi Anda mengalami Irritable Bowel Syndrome (IBS), yaitu salah satu gangguan pencernaan fungsional yang cukup sering dialami.
IBS memang tidak berbahaya secara langsung, tetapi dapat sangat mengganggu kualitas hidup. Mari kita pahami lebih dalam mengenai penyakit ini, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya.
Apa Itu Irritable Bowel Syndrome (IBS)?
Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan pada fungsi usus besar yang menyebabkan perut terasa tidak nyaman, kembung, nyeri, serta perubahan pola buang air besar, seperti diare, sembelit, atau keduanya secara bergantian.
Berbeda dengan penyakit pencernaan lain, IBS tidak menyebabkan kerusakan permanen pada usus dan tidak meningkatkan risiko kanker. Namun, gejalanya bisa menetap jangka panjang dan sering kambuh, sehingga membuat penderita merasa stres dan lelah.
Penyebab dan Faktor Risiko IBS
Penyebab IBS
Penyebab IBS belum sepenuhnya jelas, tetapi beberapa faktor yang memengaruhi antara lain:
- Gangguan pergerakan usus: kontraksi usus terlalu cepat (menyebabkan diare) atau terlalu lambat (menyebabkan sembelit).
- Hipersensitivitas usus: usus lebih peka terhadap peregangan atau gas.
- Gangguan komunikasi otak dan usus: sinyal antara otak dan saluran cerna tidak seimbang.
- Infeksi usus: riwayat gastroenteritis dapat memicu IBS.
- Perubahan mikrobiota usus: ketidakseimbangan bakteri usus sehat.
Faktor Risiko IBS
- Jenis kelamin: lebih sering terjadi pada wanita.
- Usia: biasanya muncul sebelum usia 50 tahun.
- Riwayat keluarga: ada anggota keluarga dengan IBS.
- Stres dan gangguan psikologis: kecemasan, depresi, atau trauma.
- Pola makan: konsumsi makanan berlemak, pedas, kafein, atau alkohol berlebihan.
Gejala-Gejala IBS
Gejala IBS dapat bervariasi pada setiap orang, namun yang paling umum meliputi:
- Nyeri atau kram perut, biasanya berkurang setelah buang air besar.
- Perubahan pola buang air besar: diare, sembelit, atau keduanya bergantian.
- Perut kembung, sering buang gas.
- Tinja bercampur lendir.
- Perasaan buang air besar tidak tuntas.
Gejala sering memburuk setelah makan makanan tertentu, saat stres, atau ketika perubahan pola tidur terjadi.
Proses Diagnosis IBS
Diagnosis IBS dilakukan dengan mengesampingkan kemungkinan penyakit lain. Dokter biasanya akan:
- Wawancara medis mengenai gejala, riwayat kesehatan, dan pola makan.
- Pemeriksaan fisik untuk mendeteksi adanya kelainan di perut.
- Tes laboratorium (darah, tinja) untuk menyingkirkan infeksi atau intoleransi makanan.
- Endoskopi atau kolonoskopi bila ada gejala serius seperti perdarahan, penurunan berat badan drastis, atau anemia.
Kriteria Rome IV sering digunakan untuk menegakkan diagnosis IBS, yaitu nyeri perut berulang setidaknya 1 hari per minggu dalam 3 bulan terakhir, disertai perubahan frekuensi atau bentuk tinja.
Pilihan Pengobatan IBS
1. Medis
- Obat antispasmodik: meredakan kram perut.
- Obat pencahar: untuk IBS dengan sembelit.
- Obat antidiare: bila didominasi diare.
- Probiotik: membantu memperbaiki keseimbangan bakteri usus.
- Antidepresan dosis rendah: membantu mengurangi nyeri usus terkait stres.
2. Mandiri
- Menjaga pola makan dengan diet FODMAP rendah (menghindari makanan tinggi fermentasi seperti susu, gandum, kacang-kacangan, dan makanan manis tertentu).
- Makan dalam porsi kecil namun sering.
- Perbanyak konsumsi serat secara bertahap.
- Cukupi asupan cairan.
- Olahraga rutin untuk memperbaiki gerakan usus.
3. Pendekatan Alternatif
- Terapi psikologis seperti CBT (Cognitive Behavioral Therapy) atau hipnoterapi.
- Relaksasi: yoga, meditasi, atau teknik pernapasan untuk mengurangi stres.
- Suplemen herbal (misalnya peppermint oil), meski efektivitasnya masih perlu penelitian lebih lanjut.
Cara Mencegah IBS Kambuh
- Kenali dan hindari makanan pemicu.
- Konsumsi makanan bergizi seimbang dengan serat yang cukup.
- Batasi alkohol, kafein, dan makanan berlemak tinggi.
- Atur pola tidur teratur.
- Kelola stres dengan olahraga, hobi, atau relaksasi.
- Buat food diary untuk mencatat gejala setelah makan, agar lebih mudah mengenali pemicu.
Tips Hidup Sehat untuk Penderita IBS
- Jangan menunda buang air besar.
- Gunakan teknik relaksasi sebelum makan, seperti menarik napas dalam.
- Konsumsi makanan ramah usus seperti pisang, nasi putih, wortel, dan yogurt probiotik.
- Jangan mengonsumsi obat pencahar atau antidiare tanpa anjuran dokter.
- Lakukan pemeriksaan rutin jika gejala sering kambuh atau makin berat.
Irritable Bowel Syndrome (IBS) adalah gangguan fungsional usus besar yang tidak berbahaya tetapi bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Dengan pengaturan pola makan, gaya hidup sehat, serta pengobatan yang tepat, gejala IBS dapat dikendalikan sehingga kualitas hidup penderita tetap terjaga.

Pernah telinga berdenging tanpa sebab? Jangan anggap sepele, bisa jadi itu tanda tinnitus! Cari tahu penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya di artikel ini. https://rumahsakitband.com/telinga-berdenging-terus-menerus-kenali-tinnitus-penyebab-dan-solusinya/