Bagi banyak wanita, siklus menstruasi yang teratur merupakan indikator kesehatan reproduksi yang baik. Namun, apa jadinya jika menstruasi yang biasanya datang setiap bulan tiba-tiba berhenti selama beberapa bulan? Kondisi ini bisa menimbulkan kekhawatiran, rasa cemas, dan ketidaknyamanan. Salah satu penyebab umum dari masalah ini adalah sindrom amenore sekunder, yang meski terdengar teknis, penting untuk dipahami agar dapat ditangani lebih dini.
Apa Itu Sindrom Amenore Sekunder?
Amenore sekunder adalah kondisi di mana seorang wanita yang sebelumnya memiliki siklus menstruasi normal, berhenti menstruasi selama 3 bulan atau lebih (jika tidak hamil). Ini berbeda dengan amenore primer, yaitu ketika menstruasi tidak pernah terjadi sejak usia pubertas.
Sindrom ini bukan penyakit tunggal, melainkan gejala dari berbagai kondisi medis yang memengaruhi hormon reproduksi. Amenore sekunder dapat memengaruhi kesuburan, kesehatan tulang, dan kondisi hormonal tubuh secara keseluruhan.
Penyebab dan Faktor Risiko
Beberapa faktor dan kondisi dapat menyebabkan amenore sekunder, antara lain:
- Kehamilan – Penyebab paling umum, harus selalu diperiksa terlebih dahulu.
- Gangguan hormon – Misalnya gangguan tiroid, hiperprolaktinemia (prolaktin tinggi), atau masalah kelenjar hipofisis.
- Stres fisik atau emosional berat – Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan hormon.
- Perubahan berat badan drastis – Baik penurunan maupun peningkatan berat badan yang cepat.
- Penyakit kronis atau kondisi medis tertentu – Seperti diabetes, penyakit ginjal atau hati kronis.
- Penggunaan obat-obatan tertentu – Misalnya kontrasepsi hormonal, obat antipsikotik, atau kemoterapi.
- Olahraga ekstrem – Aktivitas fisik yang berlebihan dapat memengaruhi siklus menstruasi.
Faktor risiko tambahan termasuk usia mendekati menopause, gangguan makan (anoreksia atau bulimia), dan riwayat keluarga dengan masalah hormonal.
Gejala Amenore Sekunder
Gejala utama tentu adalah tidak datangnya menstruasi selama 3 bulan atau lebih. Selain itu, pasien mungkin mengalami:
- Gangguan kesuburan atau sulit hamil
- Perubahan mood, depresi, atau kecemasan
- Hot flashes atau sensasi panas mendadak
- Penurunan atau kenaikan berat badan drastis
- Perubahan pada rambut dan kulit (misalnya rambut rontok atau kulit kering)
Jika amenore disertai nyeri panggul hebat, perdarahan abnormal, atau demam, hal ini bisa menandakan masalah lain dan membutuhkan perhatian medis segera.
Proses Diagnosis
Diagnosis amenore sekunder dilakukan melalui beberapa langkah, seperti:
- Riwayat medis dan pemeriksaan fisik – Menilai siklus menstruasi sebelumnya, gaya hidup, dan obat yang digunakan.
- Tes kehamilan – Langkah pertama untuk menyingkirkan kemungkinan hamil.
- Tes darah hormon – Mengukur kadar prolaktin, FSH, LH, estrogen, dan hormon tiroid.
- Pencitraan – USG pelvis untuk memeriksa ovarium dan rahim; MRI jika dicurigai gangguan kelenjar pituitari.
- Tes tambahan – Jika diperlukan, dokter dapat melakukan evaluasi fungsi adrenal atau organ lain.
Diagnosis yang tepat sangat penting untuk menentukan pengobatan yang sesuai dengan penyebab amenore.
Pilihan Pengobatan
Pengobatan amenore sekunder tergantung pada penyebab yang mendasarinya:
- 💊 Gangguan hormonal – Obat untuk menormalkan kadar hormon, misalnya terapi tiroid atau obat pengatur prolaktin.
- 🩺 Perubahan gaya hidup – Menangani stres, memperbaiki pola makan, dan menyeimbangkan aktivitas fisik.
- 🌿 Obat kontrasepsi hormonal – Kadang digunakan untuk mengatur kembali siklus menstruasi.
- 🧠 Operasi atau tindakan medis lainnya – Jika terdapat tumor pituitari atau kelainan struktural pada organ reproduksi.
Selain itu, dukungan psikologis bisa membantu pasien mengatasi stres atau gangguan emosional terkait amenore.
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Beberapa langkah dapat membantu menjaga siklus menstruasi tetap teratur dan mencegah amenore sekunder:
- Konsumsi pola makan seimbang kaya vitamin dan mineral
- Jaga berat badan ideal dan hindari penurunan/peningkatan berat drastis
- Olahraga secara teratur tapi tidak berlebihan
- Kelola stres dengan teknik relaksasi, meditasi, atau konseling
- Rutin memeriksakan kesehatan reproduksi, terutama bila mengalami gangguan hormon
Sindrom amenore sekunder adalah kondisi serius yang menunjukkan ketidakseimbangan hormon atau masalah kesehatan lain. Meski tampak ringan karena hanya berupa berhentinya menstruasi, efek jangka panjangnya bisa memengaruhi kesuburan, kesehatan tulang, dan kualitas hidup secara keseluruhan.
Deteksi dini melalui pemeriksaan medis dan pengelolaan yang tepat, baik melalui terapi hormon, perubahan gaya hidup, maupun pengobatan medis lainnya, dapat membantu memulihkan siklus menstruasi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami menstruasi yang tiba-tiba berhenti, segera konsultasikan ke dokter spesialis kandungan atau endokrinologi untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Keluarnya ASI meski tak sedang menyusui? Bisa jadi itu Sindrom Galaktorea, gangguan hormon yang perlu diperhatikan — baca artikel ini untuk mengenali gejala dan cara penanganannya! https://rumahsakitband.com/memahami-sindrom-galaktorea-keluarnya-asi-di-luar-masa-menyusui/