Apakah Anda sering merasa lelah tanpa sebab, mengalami penurunan gairah seksual, atau mengalami perubahan mood yang drastis? Gejala-gejala ini terkadang dianggap wajar karena stres atau penuaan, padahal bisa menjadi tanda hipogonadisme pada pria, kondisi medis yang terjadi akibat kekurangan hormon testosteron.
Testosteron berperan penting dalam menjaga energi, massa otot, kepadatan tulang, dan fungsi reproduksi. Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kualitas hidup dan kesehatan secara keseluruhan, sehingga deteksi dini sangat penting.
Apa Itu Hipogonadisme pada Pria?
Hipogonadisme adalah kondisi di mana testis tidak memproduksi hormon seks (testosteron) dan/atau sperma dalam jumlah normal. Kondisi ini bisa bersifat:
- Primer, berasal dari masalah langsung pada testis
- Sekunder, disebabkan gangguan pada hipotalamus atau kelenjar pituitari yang mengatur produksi hormon
Kekurangan testosteron memengaruhi banyak sistem tubuh, termasuk reproduksi, metabolisme, dan kesehatan tulang.
Penyebab dan Faktor Risiko
Hipogonadisme pada pria bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:
- Kelainan genetik, misalnya sindrom Klinefelter
- Cedera atau operasi testis
- Gangguan hormon hipotalamus atau pituitari
- Infeksi atau radiasi yang memengaruhi testis
- Penuaan, karena produksi testosteron menurun seiring usia
- Obesitas dan penyakit kronis, seperti diabetes tipe 2
Faktor risiko meningkat pada pria yang memiliki riwayat trauma testis, gangguan hormonal, atau kondisi kesehatan kronis.
Gejala Hipogonadisme pada Pria
Gejala hipogonadisme dapat muncul secara perlahan dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan:
1. Gejala seksual:
- Penurunan libido (gairah seksual)
- Disfungsi ereksi
- Infertilitas atau kesulitan memiliki anak
2. Gejala fisik dan metabolik:
- Penurunan massa otot dan kekuatan fisik
- Peningkatan lemak tubuh, terutama di perut
- Kerapuhan tulang atau risiko osteoporosis
- Kelelahan berkepanjangan
3. Gejala psikologis:
- Depresi atau mood yang berubah-ubah
- Sulit berkonsentrasi atau kehilangan motivasi
Gejala yang muncul dapat bervariasi tergantung usia dan tingkat kekurangan hormon.
Proses Diagnosis
Untuk memastikan hipogonadisme, dokter biasanya melakukan:
- Riwayat medis dan gejala, termasuk riwayat operasi atau trauma testis
- Pemeriksaan fisik, menilai ukuran testis, distribusi rambut tubuh, dan tanda-tanda hormon rendah
- Tes darah untuk mengukur kadar testosteron, LH, FSH, dan hormon lain yang relevan
- Tes tambahan, seperti pemeriksaan sperma dan pencitraan jika dicurigai gangguan pituitari
Diagnosis yang tepat membantu menentukan pengobatan yang efektif dan aman.
Pilihan Pengobatan
Tujuan pengobatan hipogonadisme adalah mengembalikan kadar testosteron ke tingkat normal dan mengurangi gejala.
1. Terapi hormon testosteron:
- Suntikan, gel, atau patch hormon testosteron sesuai dosis yang diresepkan
- Pemantauan rutin kadar hormon untuk menghindari efek samping
2. Penanganan masalah reproduksi:
- Terapi kesuburan untuk pria yang ingin memiliki anak, misalnya gonadotropin
3. Gaya hidup dan dukungan:
- Aktivitas fisik teratur untuk meningkatkan massa otot dan kesehatan jantung
- Diet seimbang, kaya protein, vitamin, dan mineral untuk menjaga energi dan kepadatan tulang
- Konsultasi psikologis jika mengalami depresi atau perubahan mood
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Beberapa langkah yang dapat membantu mencegah atau mengelola hipogonadisme:
- Jaga berat badan sehat dan lakukan olahraga rutin
- Konsumsi makanan bergizi untuk mendukung produksi hormon dan kesehatan tulang
- Hindari alkohol berlebihan dan rokok, karena dapat menurunkan kadar testosteron
- Periksakan kadar testosteron secara rutin terutama pada pria berusia >40 tahun atau dengan gejala
Hipogonadisme pada pria dapat memengaruhi kesehatan fisik, seksual, dan psikologis. Deteksi dini dan terapi hormon yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencegah komplikasi jangka panjang.
Jika Anda mengalami gejala seperti penurunan gairah seksual, kelelahan, atau perubahan mood yang signifikan, segera konsultasikan ke dokter spesialis urologi atau endokrinologi untuk evaluasi dan penanganan yang sesuai.

Kadar kalsium tinggi tanpa sebab jelas? Bisa jadi itu Hiperparatiroidisme — baca artikel ini untuk mengenali perbedaan primer dan sekundernya! https://rumahsakitband.com/hiperparatiroidisme-mengenal-perbedaan-primer-dan-sekunder/