- Advertisement -Newspaper WordPress Theme
Penyakit MenularProstatitis: Radang Kelenjar Prostat pada Pria

Prostatitis: Radang Kelenjar Prostat pada Pria

Banyak pria mengeluhkan nyeri saat buang air kecil, sering merasa ingin kencing terutama di malam hari, atau bahkan mengalami rasa sakit pada area panggul. Tidak jarang keluhan ini dianggap sepele dan dikira hanya infeksi saluran kemih biasa. Padahal, salah satu penyebab umum dari gejala tersebut adalah prostatitis, yaitu peradangan pada kelenjar prostat yang bisa mengganggu kesehatan pria secara keseluruhan.

Apa Itu Prostatitis?

Prostatitis adalah peradangan atau pembengkakan pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar kecil berbentuk seperti kenari yang terletak di bawah kandung kemih dan mengelilingi uretra (saluran kemih). Fungsi utama prostat adalah memproduksi cairan yang menjadi bagian dari semen. Ketika kelenjar ini meradang, fungsi saluran kemih dan reproduksi bisa terganggu.

Penyebab dan Faktor Risiko

Prostatitis dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  • Infeksi bakteri: bakteri dari saluran kemih dapat masuk ke prostat dan menimbulkan infeksi.
  • Cedera atau trauma pada area panggul.
  • Aliran urine yang terhambat sehingga kembali ke saluran prostat.
  • Masalah sistem kekebalan tubuh atau peradangan non-infeksi.

Faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena prostatitis antara lain:

  • Usia 30–50 tahun.
  • Riwayat infeksi saluran kemih berulang.
  • Penggunaan kateter urine.
  • Hubungan seksual tanpa kondom.
  • Stres atau gaya hidup tidak sehat.

Gejala Prostatitis

Gejala prostatitis bisa bervariasi, tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa gejala yang umum meliputi:

  • Nyeri atau rasa terbakar saat buang air kecil.
  • Sering buang air kecil, terutama di malam hari.
  • Aliran urine lemah atau terputus-putus.
  • Nyeri di panggul, punggung bawah, atau perineum (antara anus dan skrotum).
  • Demam dan menggigil (pada prostatitis akut).
  • Gangguan seksual, seperti ejakulasi nyeri atau disfungsi ereksi.

Jenis Prostatitis

  1. Prostatitis bakterial akut – infeksi mendadak dengan gejala berat, termasuk demam tinggi.
  2. Prostatitis bakterial kronis – infeksi bakteri berulang dengan gejala yang lebih ringan namun berlangsung lama.
  3. Prostatitis kronis non-bakterial (sindrom nyeri panggul kronis) – paling sering terjadi, penyebabnya tidak selalu jelas.
  4. Prostatitis inflamasi asimtomatik – tidak menimbulkan gejala, biasanya ditemukan secara tidak sengaja saat pemeriksaan medis.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis, dokter biasanya melakukan:

  • Pemeriksaan fisik termasuk colok dubur untuk menilai kondisi prostat.
  • Urine test untuk mendeteksi adanya infeksi.
  • Tes darah untuk menilai tanda peradangan.
  • Pemeriksaan cairan prostat melalui analisis sperma atau cairan yang keluar setelah pijat prostat.
  • USG atau pencitraan bila diperlukan.

Pengobatan Prostatitis

Pengobatan disesuaikan dengan penyebab dan jenis prostatitis:

  1. Obat-obatan medis
    • Antibiotik (untuk prostatitis akibat infeksi bakteri).
    • Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) untuk mengurangi nyeri.
    • Alpha-blocker untuk melemaskan otot sekitar prostat dan kandung kemih agar aliran urine lebih lancar.
  2. Terapi tambahan
    • Pijat prostat (pada kasus tertentu).
    • Terapi panas di area perineum untuk meredakan nyeri.
    • Fisioterapi otot panggul.
  3. Perawatan mandiri di rumah
    • Banyak minum air putih untuk membantu mengeluarkan bakteri.
    • Menghindari alkohol, kafein, dan makanan pedas yang bisa memperparah gejala.
    • Mengompres hangat area panggul untuk mengurangi nyeri.
    • Menjaga pola hidup sehat dengan olahraga ringan.

Pencegahan dan Tips Hidup Sehat

Walau tidak selalu bisa dicegah, beberapa langkah berikut dapat membantu mengurangi risiko prostatitis:

  • Menjaga kebersihan organ intim.
  • Menggunakan kondom saat berhubungan seksual.
  • Tidak menahan buang air kecil terlalu lama.
  • Minum cukup air setiap hari.
  • Menghindari duduk terlalu lama tanpa istirahat.
  • Menjalani pola makan sehat, kaya serat, dan rendah lemak jenuh.

Pernah merasakan dada panas seperti terbakar atau asam lambung naik? Bisa jadi itu tanda hernia hiatus, kondisi ketika lambung bergeser ke area dada. Yuk, kenali lebih jauh tentang gejala dan penanganannya lewat artikel berikut.

Subscribe Today

GET EXCLUSIVE FULL ACCESS TO PREMIUM CONTENT

SUPPORT NONPROFIT JOURNALISM

EXPERT ANALYSIS OF AND EMERGING TRENDS IN CHILD WELFARE AND JUVENILE JUSTICE

TOPICAL VIDEO WEBINARS

Get unlimited access to our EXCLUSIVE Content and our archive of subscriber stories.

Exclusive content

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme

Latest article

More article

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme