Pernahkah Anda mengalami kulit yang terasa kaku, menebal, atau tampak lebih kencang dari biasanya? Sebagian orang mungkin mengira hal ini hanya masalah kulit biasa. Namun, bila keluhan disertai nyeri sendi, jari sering terasa dingin, atau muncul gangguan pencernaan, bisa jadi itu tanda skleroderma—sebuah penyakit autoimun langka yang dapat memengaruhi kulit sekaligus organ dalam.
Meski terdengar menakutkan, pemahaman yang tepat tentang skleroderma sangat penting agar kita bisa mengenali gejala lebih dini dan mendapatkan penanganan yang sesuai.
Apa Itu Skleroderma?
Skleroderma adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan jaringan ikat tubuh mengalami pengerasan (fibrosis) akibat produksi kolagen berlebih. Kolagen adalah protein yang berfungsi menjaga kekuatan dan elastisitas kulit. Namun, ketika jumlahnya berlebihan, jaringan tubuh menjadi kaku dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga bisa memengaruhi pembuluh darah, sendi, hingga organ dalam seperti paru-paru, jantung, ginjal, dan saluran pencernaan.
Penyebab dan Faktor Risiko Skleroderma
Hingga kini, penyebab pasti skleroderma belum diketahui. Namun, beberapa faktor yang diyakini berperan antara lain:
- Sistem imun yang tidak seimbang sehingga menyerang jaringan tubuh sendiri.
- Genetik, karena riwayat keluarga dengan penyakit autoimun meningkatkan risiko.
- Faktor lingkungan, seperti paparan bahan kimia tertentu.
- Jenis kelamin dan usia, skleroderma lebih sering terjadi pada wanita berusia 30–50 tahun.
Gejala-Gejala Skleroderma
Gejala skleroderma dapat berbeda pada tiap orang, bergantung pada jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa tanda yang umum meliputi:
- Kulit menebal dan mengencang, terutama pada jari tangan, wajah, atau lengan.
- Fenomena Raynaud, yaitu jari tangan dan kaki berubah warna menjadi putih atau biru saat kedinginan atau stres.
- Sendi terasa kaku atau nyeri.
- Gangguan pencernaan, seperti refluks asam lambung, sulit menelan, atau sembelit.
- Kesulitan bernapas, jika paru-paru ikut terdampak.
- Pembengkakan pada tangan atau kaki.
Jika dibiarkan, skleroderma dapat menimbulkan komplikasi serius, misalnya hipertensi paru, gagal ginjal, atau gangguan irama jantung.
Proses Diagnosis
Dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan diagnosis skleroderma, antara lain:
- Wawancara medis dan pemeriksaan fisik, termasuk memeriksa kondisi kulit.
- Tes darah, untuk mendeteksi antibodi khas pada penyakit autoimun.
- Tes fungsi organ, seperti pemeriksaan paru, ekokardiogram, atau tes fungsi ginjal.
- Biopsi kulit, jika diperlukan, untuk menilai perubahan jaringan.
Pilihan Pengobatan Skleroderma
Hingga kini, skleroderma belum memiliki obat yang bisa menyembuhkan total. Namun, berbagai pilihan terapi tersedia untuk mengendalikan gejala, memperlambat perkembangan penyakit, dan mencegah komplikasi:
- Pengobatan medis
- Obat imunosupresan untuk menekan sistem imun yang terlalu aktif.
- Obat antiinflamasi untuk meredakan nyeri sendi.
- Obat penghambat asam lambung untuk mengatasi refluks.
- Terapi vasodilator untuk memperbaiki aliran darah pada fenomena Raynaud.
- Obat imunosupresan untuk menekan sistem imun yang terlalu aktif.
- Perawatan mandiri
- Menjaga kulit tetap lembap dengan pelembap khusus.
- Melakukan olahraga ringan untuk menjaga fleksibilitas sendi dan otot.
- Menghindari paparan dingin berlebihan agar gejala Raynaud tidak kambuh.
- Menjaga kulit tetap lembap dengan pelembap khusus.
- Pendukung lainnya
- Terapi fisik untuk mengurangi kekakuan otot dan sendi.
- Konseling psikologis bagi pasien yang mengalami stres akibat kondisi kronis ini.
- Terapi fisik untuk mengurangi kekakuan otot dan sendi.
Pencegahan dan Tips Hidup Sehat
Karena penyebab pastinya belum diketahui, skleroderma sulit dicegah sepenuhnya. Namun, langkah berikut bisa membantu menjaga kualitas hidup penderita:
- Rutin kontrol medis untuk memantau perkembangan penyakit.
- Hindari rokok, karena dapat memperburuk kerusakan pembuluh darah.
- Pola makan sehat, kaya serat dan nutrisi untuk menjaga fungsi pencernaan.
- Kelola stres dengan teknik relaksasi, yoga, atau meditasi.
- Lindungi tubuh dari cuaca dingin, misalnya dengan sarung tangan atau kaus kaki tebal.
Skleroderma adalah penyakit autoimun langka yang tidak hanya memengaruhi kulit, tetapi juga organ-organ vital. Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari kulit yang menebal hingga gangguan pernapasan atau pencernaan. Meskipun belum ada obat untuk menyembuhkan total, pengobatan yang tepat dan gaya hidup sehat dapat membantu penderita tetap menjalani hidup dengan lebih baik.
Jika Anda mengalami gejala seperti kulit yang mengeras, fenomena Raynaud, atau keluhan pencernaan yang tidak biasa, segera konsultasikan dengan dokter. Penanganan sejak dini dapat mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Merasa lelah terus-menerus, pusing, atau tekanan darah sering rendah tanpa sebab jelas? Bisa jadi itu tanda Penyakit Addison. Yuk, kenali gejalanya dan cara mengatasinya sebelum makin parah! https://rumahsakitband.com/mengenal-penyakit-addison-gangguan-hormon-yang-perlu-diwaspadai/